TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM memprediksi investasi di sektor energi pada 2020 akan mengalami kontraksi. Sepanjang tahun ini, realisasi investasi diperkirakan hanya menyentuh US$ 22-23 miliar atau 70 persen dari total pencapaian tahun lalu.
“Sampai Oktober 2020, investasi energi baru US$ 18 miliar. Di akhir (tahun) hanya akan (mencapai) 70 persen dibanding 2019,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dalam diskusi virtual bersama Tempo bertajuk ‘Rencana Pembangunan Nasional Melalui Investasi Energi dan Pemanfaatan Hasil Laut 2021’, Senin, 14 Desember 2020.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, total realisasi investasi di bidang energi pada 2019 sebesar US$ 31,9 miliar. Investasi ini didominasi sektor minyak dan gas atau migas senilai US$ 12,5 miliar serta gas dan tenaga kelistrikan sebesar US$ 12 miliar.
Sementara itu, investasi untuk mineral dan batu bara hanya US$ 5,9 miliar. Di sektor energi baru terbarukan, realisasi investasi tercatat paling kecil, yakni US$ 1,5 miliar.
Ego mengatakan pandemi Covid-19 telah memukul sejumlah bidang usaha, termasuk sektor energi. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi hampir di semua negara. Dalam kondisi penuh tekanan, Ego memastikan pemerintah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan investasi.
“Pemerintah dalam mencapai target 2021 terus melakukan penyempurnaan regulasi dan memberikan macam-macam kemudahan untuk menjaga iklim investasi lebih kompetitif,” tutur Ego.